Peningkatan Ekonomi Masyarakat Kota Pekanbaru Melalui Produksi Serbuk Penjernih Air Gambut

Authors

  • Budijono Budijono Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
  • Yudho Hardjoyudanto Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
  • Rina D'rita Sibagariang Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.31258/jruce.3.1.5-13

Keywords:

Produk, Penghasil, Air Gambut, Pemurnian, Nilai Ekonomis

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan alumni atau mahasiswa dalam mengolah air gambut, menghasilkan produk berguna dan bernilai ekonomi untuk meningkatkan pendapatan serta menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan. Kegiatan dilaksanakan dari bulan April hingga Oktober 2021 dengan mitra kewirausahaan Rendangkoe dan masyarakat sasarannya adalah alumni dan mahasiswa Universitas Riau sebagai bagian masyarakat Kota Pekanbaru.  Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendidikan kepada masyarakat melalui proses belajar/praktik secara partisipatif (Participatory Learning and Action), tahapan yang dilakukan yaitu; penyuluhan teknik produksi produk penejernih air gambut, pelatihan dan praktek produksi hingga pengemasan produk. Evaluasi dilakukan sejak awal kegiatan, kriteria evaluasi adalah jumlah kehadiran dan persentase keaktifan anggota peserta pada setiap tahap kegiatan serta penilaian pengetahuan peserta. Hasil dari kegiatan pengabdian ini memperlihatkan sebagian besar (95%) anggota mitra mengerti, memahami dan dapat bahan dan peralatan produksi untuk menghasilkan produk penjernih air gambut dan siap untuk menjualnya. Peningkatan usaha mitra PKM, yaitu terciptanya diversifikasi produk yang dipasarkan oleh mitra, meningkatnya produksi produk yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari produk yang dihasilkan

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aris., Budijono dan M. Hasbi. 2015. The Use of Continuous System Processor for Reducing Color and Turbidity Content In The Peat Water. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, vol. 2(1), 1-9.

Budijono, M. Hasbi dan E.S.N. Asih. 2016. Dosis kapur dan tawas dalam paket kemasan osmofilter untuk meningkatkan kualitas air gambut. Prosiding Seminar Nasional "Pelestarian Lingkungan & Mitigasi Bencana" Pekanbaru, 28 Mei 2016. Hal 533-542.

Budiman, A., C. Wahyudi, W. Irawati dan H. Hindarso. 2008. Kinerja koagulan PAC dalam penjernihan air Sungai Kalimas Surabaya menjadi air bersih. Widya Teknik, 7(1): 25-34.

Darmawijaya, M.I. 1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University Press, Yokyakarta.

Eckenfelder, W.W. 2002. Industrial Water Pollution Control, Edisi Ketiga, McGraw- Hill Inc., Sydney.

Elfiana dan Zulfikar. 2012. Penurunan Konsentrasi Organik Air Gambut secara AOP (Advanced Oxidation Processes) dengan Fotokimia Sinar UV dan UV-Peroksidase. Laporan Penelitian Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh. http://jurnal.pnl.ac.id. Diakses tanggal 05 Mei 2016.

Hadi, S., Budijono dan M. Hasbi. 2014. Decrease in Organic Substances and H2S with Peat Water Treatment Continuous System for Media Life Goldfish (Cyprinus carpio). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, 2(2): 8-15.

Istomo. 1992. Hutan Rawa Gambut di Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan, Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan, IPB Bogor.

Kusnaedi. 2006. Mengolah Air Gambut dan Kotor untuk Air Minum. Penebar Swadaya, Jakarta.

Liani, R dan Budijono. 2019. Peningkatan kualitas air gambut menggunakan dosis campuran CaO, Al2(SO4)3 dan PAC dalam kemasan osmofilter. Makalah disampaikan dalam Seminar Pelestaian Lingkungan (SENPLING) Universitas Riau, Pekanbaru.

Noor, M. 2001. Pertanian di Lahan Gambut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentan

g Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Menteri Kessehatan Republik Indonesia. 2010. Nomor 492/MENKES/PER/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Ratmini, S. 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pengembangan Pertanian. Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2): 197-206

Saputra, R., M. Hasbi dan Budijono. 2014. The Continuous Peat Water Treatment System To Lower Iron And Manganese as Live Media For Cyprinus carpio. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Shotyk, W. 1988. Review of the Inorganic Geochemistry of Peats and Peatland Waters. Earth- Sci. Rev. 25: 9 Elseveir Science Publishers B.V. Amsterdam.

Suherman, D. dan N. Sumawijaya. 2013. Menghilangkan Warna dan Zat Organik Air Gambut Dengan Metode Koagulasi-Flokulasi Suasana Basa. Ris. Geo. Tam. 23 (2): 127-139.

Suwardi. 2014. Pemanfaatan Lahan Gambut Riau Bisa Diatasi dengan Ekohidro. http:// Pemanfaatan Lahan Gambut Riau Bisa Diatasi dengan Ekohidro_Kabar24 Bisnis.com.html.

US-EPA. 2011 Edition of the Drinking Water Standars and Health Advisories (EPA 820-R-11-002). Washington DC.

Widayat, W. dan N.I. Said. 2001. Pengolahan Air Gambut secara Kontinyu. Jurnal Teknologi Lingkungan. 2(3): 214-222.

Downloads

Published

2021-11-02

How to Cite

Budijono, B., Hardjoyudanto, Y., & Sibagariang, R. D. (2021). Peningkatan Ekonomi Masyarakat Kota Pekanbaru Melalui Produksi Serbuk Penjernih Air Gambut. Journal of Rural and Urban Community Empowerment, 3(1), 5-13. https://doi.org/10.31258/jruce.3.1.5-13